Kumpulan Peribahasa

Berikut beberapa koleksi peribahasa baik berupa perumpamaan, pepatah, ungkapan, dan majas. Sumber Dunnebier 1929.


Na’ tongkai moku’uk kom batu. 

        Bagai menyeru (sebongkah) batu.

(orang yang bebal dan susah dinasihati).


Mo'ibog i motoyong, mobali’ mo’onggot. 

        Niat ingin cepat, lambat terlaksana. 


Kayu molantud motoyong motual. 

        Pohon yang tinggi cepat terjungkal.

(semakin tinggi derajat, semakin berat cobaan)


Intaw mokaluku’ motoyong mobodito. 

        Orang yang sombong cepat celaka.  


Morangko’ pa ing koibog, bambi’ moropot. 

        Yang rapuh saja diinginkan, apalagi yang kokoh.


Na' boke’ inta motura’. 

        Bagai babi yang rakus.


Na’-don kabalo nokoluay kong kurung. 

        Bagaikan kuda lepas dari kandang.

(orang yang berbuat sekena hati tanpa aturan)


Na’-doman bolay nokodungkul kon toigu. 

        Seperti monyet menemukan jagung.


Na'-don toyom nokoboo’ kong gula

        Bagaikan semut mencium bau gula.

(orang yang cepat menyambut peluang)


Na’ nokopuyut kom bulawan

        Bagai mendapat sepungut emas.

(mendapat mujur / keuntungan besar)


Uangga mointok ileagan i leag moloben. 

        Bagaikan sampan kecil dipasangi layar (kapal) besar.

(sesuatu yang dilaksanakan berlebihan (overdone), tidak efisien).


Na’ pinggo’ sinuyu’an: 

        Bagai kucing yang (matanya) ditetesi (air).

(orang yang mengernyit karena melihat sesuatu hal yang tidak disukainya)


Na' inipu’an in tagoy.: 

        Bagai dibaluri (daun) tagoy. 

(orang yang sangat marah diibaratkan seakan-akan karena gatal-gatal hebat akibat daun tagoy (jelatang))


Na’ kutoy pinongkulan: 

        Bagai kukang yang ditepuk.

(orang yang sangat pemalu yang ditegur keras, akan menarik diri)


Na’ poniki pinadongan

        Bagai kelelawar yang dibakar bulu-bulunya. 

 (orang yang tertawa terkikik-kikik).


Na’ osion sinapu’an: 

        Bagaikan cabang sungai yang mengering.

(orang yang bangkrut / jatuh miskin)


Na’ ubi kinarugan: 

        Bagai singkong dikupas.

(orang yang sudah kehilangan segala-galanya)


Na’ kuyon sinaloban: 

        Bagai belanga yang ditutupi.

(sesuatu yang tidak ada hasilnya)


Na’ botol pinalonan: 

        Bagai botol yang disumbat.

(sesuatu yang gagal / terhambat / mangkrak)


Moranga-ranga’ na' tungoy in rusa

        Bercabang-cabang bagai tanduk rusa. 

(yaitu perkataan yang tidak terus terang)


Aka moolut im bongkuyung, yo moolut doman in sigogow. 

        Bila tumit basah, leher pun akan basah pula.

(bila mau rajin bekerja, maka akan kebutuhan akan terpenuhi)


Na' yantuna’ tongo ugat.  

        Bagai bawang serumpun.

(mengisyaratkan keluarga yang sangat dekat)


Aka tulu' bo bayuk bo moyodiug, dumokot-doman

        Bila api dan rabuk lalu diperdekatkan, pastilah kebakaran.

(dua orang yang jika bertemu, sangat cocok / selalu ribut)


Boyod modomok kom pinggo’: 

        Tikus hendak menangkap kucing.

(sesuatu yang tidak mungkin atau sesuatu yang berkebalikan dengan dugaan)


Singgolong dia’-bi’ mototak kom pangkoy in tumpang: 

        Pelepah jatuh tidak jauh dari pohon sagu.

(anak-anak biasanya mewarisi sifat orang tuanya)


Tondok dumangat kom boke’:

        Sebilah pagar ingin menabrak babi.

(orang lemah yang ingin melawan orang kuat)


Tubig dumondon kon tandai:

        Air masuk sendiri ke dalam wadah bambu.

(wanita yang melamar pria (bertentangan dengan kebiasaan))


Na’ tontayow-mai kom ponampalan

        Bagai menghadiri tempat penyembelihan/pemotongan hewan.

(melawan banyak orang) (kalimat ini juga digunakan untuk menyindir orang yang menghadiri penyembelihan hewan sambil berharap-harap mendapatkan bagian)


Na’ koito’ im payoyan: 

        Bagai pohon sagu di tengah ladang/sawah.

(seseorang yang hampir dapat dipastikan membawa/memiliki sesuatu)  


Na’ simpuguran i lantat: 

        Bagai dipenuhi bertandan-tandan langsat.

(sangat ramai dan sesak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Singog pa kon na'a :)